MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
A.
SIM
Dalam Menjalankan Fungsi Organisasi
Sistem
informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan
dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya.
Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi
manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dari sumber daya sistem informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Informasi
dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti
halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung
kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat
dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi,
dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber
daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu,
yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan
pesaingnya.
Sistem
informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi sistem informasi memiliki peran dalam
menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan
keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetetif organisasi.
Peran
sistem informasi manajemen untuk mencapai keunggulan strategis dapat
dicontohkan pada suatu perusahaan yang mutuskan untuk mengubah seluruh datanya
menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung
browser web) sehingga memungkinkan berbagi informasi dengan para sekutu-sekutu
bisnis dan pelanggannnya. Basis data yang terstandarisasi dan dapat diakses
melalui browser web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis.
Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan sebuah
organisasi bisnis. Strategi persaingan yang diterapkan oleh bisnis/industri
mampu memberikan keunggulan organisasi, dengan memperhatikan faktor biaya, mutu
dan kecepatan proses. Keunggulan kompetitif akan membawa organisasi pada
kemampuan mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha. Strategi bisnis
menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi dan strategi informasi.
Perubahan pada salah satu strategi membutuhkan penyesuaian, agar tetap
setimbang.
B.
SIM
Bagi Peningkatan Kinerja Organisasi
Salah satu faktor yang dapat menentukan sukses atau
tidaknya suatu perusahaan adalah dengan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang
kompeten. Namun SDM saja tidak cukup untuk terus bertahan dari terpaan
persaingan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu untuk selalu
melakukan peningkatan ataupun perbaikan sistem informasi dalam upaya untuk
meningkatkan kinerja karyawan, sehinga perusahaan dapat terus bertahan dalam
kondisi apapun. Kinerja karyawan tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan
kepandaian diri pribadinya saja, tetapi yang juga perlu diperhatikanadalah
penggunaan sistem informasi pada karyawan tersebut. Bagaimana data-data yang
diterimanya diolah menjadi suatu informasi, apakah informasi tersebut sudah
sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, sehingga karyawan tersebut dapat bekerja
dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal kepada perusahaan
Kinerja individu pegawai dalam suatu organisasi public akan berpengaruh
terhadap kinerja organisasi, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan dan disepakati bersama oleh
seluruh anggota organisasi yang bersangkutan. Banyak factor yang mempengaruhi
kinerja organisasi, diantaranya penerapan sistem informasi manajemen yang
diberlakukan pada
organisasi
yang bersangkutan.Dalam penerapan sistem informasi manajemen yang diberlakukan
dalam organisasi yang bersangkutan tersebut dapat digunakan alat bantu berupa
program computer yang paling tepat untuk mempermudah penerapan sistem
informasi.Bila penerapan sistem informasi manajemen pada organisasi public
tepat, maka kinerja individu dan kinerja organisasi tinggi, sehingga
kepercayaan masyarakat kepada setiap organisasi public tersebut akan meningkat
dan secara keseluruhan meningkatkan kepercayaannya kepada pemerintah.
C.
SIM
Bagi Efektivitas dan Efisiensi Organisasi
Banyak
organisasi yang ingin membangun sistem Informasi Manajemennya sendiri, dan
telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali
gagal. Penyebabnya antara lain ialah: struktur organisasi keseluruhan yang
kurang wajar, rencana organisasi keseluruhan yang belum memadai, personil
sistem yang tidak memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi
manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem,
mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang
terlibat.
Sistem
Informasi Manajemen merupakan serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh
dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga
menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang
sesuai dengan gaya dan sifat manajer.
Beberapa point dalam Sistem Informasi Manajemen :
Beberapa point dalam Sistem Informasi Manajemen :
a.
Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sistem informasi
dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran Sistem Informasi
Manajemen dan organisasi sebagian dari sub-sistem berperan hanya dalam satu
kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainya berperan ganda
b.
Sistem Informasi Manajemen adalah menyeluruh.
Sebuah Sistem Informasi Manajemen mencakup sistem informasi formal maupun informal baik yang manual maupun berkomputer. Komponen yang terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan elemen-elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen
Sebuah Sistem Informasi Manajemen mencakup sistem informasi formal maupun informal baik yang manual maupun berkomputer. Komponen yang terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan elemen-elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen
c. Sistem Informasi Manajemen adalah terkoordinasi.
Sistem Informasi Manajemen dikoordinasikan secara terpusat untuk menjamin bahwa data yang di proses dapat di operasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien
Sistem Informasi Manajemen dikoordinasikan secara terpusat untuk menjamin bahwa data yang di proses dapat di operasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien
d.
Sistem Informasi Manajemen terintegrasi secara rasional.
Sub-sistem dalam Sistem Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing saling berkaitaan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara sub-sistem tersebut
Sub-sistem dalam Sistem Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing saling berkaitaan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara sub-sistem tersebut
e.
Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data
kedalam informasi. Apabila data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan
tertentu, maka ia akan menjadi informasi.
f.
Sistem Informasi Manajemen meningkatkan produktivitas.
Sistem
Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas,
antara lain: dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian
dokumen dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan
ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk mengatasi
masalah-masalah yang tidak terduga.
g.
Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer
Sistem Informasi Manajemen dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya
manajerial dari personil yang akan menggunakannya. Para perancang sistem
apabila akan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen hendaknya
mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka
sistem yang dihasilkan tidak efektif.
Pengelolaan
sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja dalam suatu perusahaan /pemerintahan. Aplikasi ini mencakup,
sistem informasi sumber daya manusia / sistem informasi manajemen kepegawaian,
sistem informasi keuangan, dan lain-lain.
Sistem
informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling
berinteraksi secara sistematis, integratif dan teratur untuk menciptakan dan
membentuk aliran informasi yang akan mendukung fungsi operasi, pembuatan dan
pengambilan keputusan serta melakukan pengawasan dan pengendalian atas kinerja
perusahaan. Setiap organisasi membutuhkan informasi untuk membantu dalam
mengelola tenaga kerja, material, energi, dan sumberdaya lain yang dimiliki.
Informasi dan sistem informasi juga merupakan sumberdaya organisasi yang sangat
berharga dan harus dikelola secara tepat untuk menunjang keberhasilan
organisasi. Informasi akan memainkan peran penting, tergantung efektifitas
penggunaan dan manajemen sumberdaya informasinya. Hal ini dikarenakan
organisasi terus cenderung dihadapkan dengan perubahan-perubahan yang terus
menerus terhadap ukuran, kompleksitas, dan cakupan dari operasinya. Sebagai
contoh : suatu badan usaha senantiasa berkompetisi dengan kompetitornya dalam
upaya memberikan produk dan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggannya
yang sangat bervariasi di berbagai lokasi yang berbeda.
Badan
usaha ini akan dapat menggunakan sistem informasi untuk menunjang efisiensi
operasi usahanya dan efektifitas pengelolaan usahanya. Informasi ini harus
akurat, tepat waktu dan disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
akhirnya. Ia juga seharusnya dapat membantu organisasi dalam memperoleh
keuntungan strategic dibandingkan para kompetitornya. Atas dasar itu, sistem
informasi berperan penting dalam menunjang kesuksesan suatu organisasi saat
ini.
D.
Kendala
Penerapan SIM Pada Organisasi Pemerintah
Walaupun
sudah lebih 20 tahun Sistem Informasi dikenal di Indonesia, implementasi di organisasi
pemerintah (baik pusat maupun daerah) relatif masih rendah dibandingkan dengan
sektor swasta .Hal tersebut disebabkan selain karena adanya hambatan di dalam
birokrasi, yaitu mulai dari UU, kebijakan pusat dan daerah, sampai pada
organisasi dan tata kerja yang tidak mudah untuk diubah atau disempurnakan,
juga karena keterbatasan yang dimiliki pada organisasi pemerintah mendorong
implementasi sistem informasi sesuai dengan batasan yang ada.
Berbeda dengan kondisi
di kantor pemerintah, implementasi sistem informasi di sektor swasta tidak
memiliki hambatan yang berarti, sehingga lebih mudah melakukan penyesuaian di
dalam pemanfaatan sistem informasi. Bagi sektor swasta, sistem informasi serta
business process reengineering dimanfaatkan untuk mencari solusi yang optimal
di dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja. Berdasarkan pengalaman dan
pengamatan selama ini, masih rendahnya implementasi sistem informasi pada organisasi
pemerintah disebabkan antara lain karena:
1. Belum adanya satuan kerja di suatu organisasi
pemerintah yang secara struktural bertanggungjawab di dalam pembangunan dan
pengembangan sistem informasi
2. Keterbatasan di dalam penguasaan sistem
informasi diatasi dengan suatu solusi yang “IT oriented” sehingga berakibat
berkembangnya pulau-pulau sistem informasi;
3. Rancangan sistem informasi berkembang
secara parsial sesuai dengan kebutuhan masing-masing entitas organisasi
pemerintahan (satuan kerja), sehingga sulit untuk diintegrasikan;
4. Sistem informasi dilaksanakan secara
mandiri di masing-masing satuan kerja tanpa adanya koordinasi sistem informasi
antar satuan kerja, termasuk membangun informasi yang bukan menjadi tanggung
jawab satuan kerja pembangun sistem;
5. Data dan informasi yang dibuat dan
berada di luar kewenangan/tupoksi suatu satuan kerja/lembaga tidak dapat
dijamin keakuratan dan tanggungjawab kelayakannya, sehingga akan menjadi suatu
area yang berisiko tertinggi;
6.
Belum terbangunnya budaya bekerja dengan
suatu pola yang saling terintegrasi di lingkungan organisasi pemerintah;
7.
Keterbatasan kemampuan sumberdaya
manusia untuk pengelolaan sistem informasi.
Pelaksanaan sistem
informasi pada organisasi pemerintah dapat diselenggarakan jika:
1. Ada suatu proses kerterbukaan serta
manajemen data dan informasi yang tertib serta terencana;
2.
Birokrasi tidak lagi menjadi suatu
hambatan;
3. Pembangunan sistem informasi
dikembalikan pada tupoksi masing-masing organisasi satuan pemerintahan;
4.
Perlu dibuat suatu strategi dan
kebijakan pendukung agar sistem informasi dapat diselaraskan dengan birokrasi
yang ada di sektor swasta;
5. Perlu peningkatan sumberdaya manusia; Perlu
adanya change management di lingkungan organisasi pemerintahan
E.
Sistem
Informasi Manajemen Dalam Organisasi
Sistem
informasi manajemen merupakan suatu
sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan oleh suatu kelompok organisasi
atau suatu perkumpulan formal untuk menyediakan informasi-informasi guna
membantu manajer ataupun non manajer untuk mengambil keputusan. SIM
berkaitan dengan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Kumpulan
dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan
mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di dalam kegiatan pelaksanaan dan pengendalian.
F.
Permasalahan Sistem Informasi
Manajemen Di indonesia
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Indonesia sangat cepat
diterima oleh organisasi dengan skala besar. Namun demikian, para pengguna yang
mencoba Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada tahap awal menyadari bahwa
hambatan terbesar berasal dari para lapisan manajemen tingkat menengah sampai
tingkat atas, dan bukan berasal dari manajemen tingkat bawah.
Perkembangan
Sistem Informasi Manajemen (SIM) masih belum lancar dan banyak organisasi
mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan dan
kendala. Permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Pemahaman para pemakai tentang komputer yang masih
kurang
2.
Pemahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis
dan peran manajemen yang masih minim
3.
Relatif mahalnya harga perangkat komputer
4.
Ambisius para pengguna yang terlalu yakin dapat
membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua
lapisan manajer
Permasalahan
yang menjadi penghambat dan kendala dalam perkembangan Sistem Informasi
Manajemen (SIM), menjadi tantangan tersendiri bagi para pengembang Sistem
Informasi Manajemen (SIM) ini. Setiap organisasi harus memahami betapa
pentingnya manajemen informasi bagi perkembangan organisasi. Terdapat dua
alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar terhadap manajemen
informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas kegiatan organisasi dan meningkatnya
kemampuan komputer. Dengan tersedianya informasi yang berkualitas, tentunya
juga mendorong manajer untuk meningkatkan kemampuan kompetitif (competitive
advantage) organisasi yang dikelolanya.
Penyelesaian
yang harus dilakukan oleh organisasi dalam menghadapi permasalahan dan kendala
dari pengembangan Sistem informasi manajemen (SIM) adalah dengan memnberikan
pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai pentingnya Sistem informasi
manajemen (SIM), memberikan pelatihan yang intensif kepada pengguna Sistem
informasi manajemen (SIM), dan memberikan insentif kepada setiap anggota
organisasi yang dapat memanfaatkan Sistem informasi manajemen (SIM) dengan
lebih optimal.
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi
memainkan peran yang penting di dalam organisasi. Sistem informasi sangat
mempengaruhi secara langsung dalam pengambilan keputusan, membuat rencana, dan
mengelola pegawai, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai,
yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan
standar pelayanan minimum, dan menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku
kepada masyarakat. Untuk itu, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak
dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.
G.
Pengambilan keputusan
berbasis SIM
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan
(desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan
ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan
yang terbaik. Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan
oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
Ø R. Terry : Mengemukakan bahwa
pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria
tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
Ø Claude S. Goerge, Jr :
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer
berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Ø Horold dan
Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa
pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara
bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk
atau reputasi yang telah dibuat.
Ø P. Siagian : Pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta
dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
2. Fase Pengambilan Keputusan
Ø Aktivitas
intelegensia ; Proses kreatif untuk
menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
Ø Aktifitas
desain ; Kegiatan yang mengemukakan
konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.Aktifitas desain
meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan.
Ø Aktifitas
pemilihan ; Memilih satu dari sekian
banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar
atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan
keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik
3.
Teknik Pengambilan Keputusan
Ø Operational
Research/Riset Operasi ;
Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
Ø Linier
Programming ; Riset dengan rumus
matematis. Teori Pengambilan Keputusan
Ø Gaming War
Game ; Teori penentuan strategi.
Ø Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal
tidak normal.
4. Proses
Pengambilan Keputusan
Ø Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Ø Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang tepat
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
Ø Kerangka
Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen, pengambilan
keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang
diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan
oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat
penting karena menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa
merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang.
Pengambilan keputusan adalh suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah
untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Ada masalah yang midah diselaisaikan ada pula masalah yang sulit,
tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model yang
bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan
yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu :
1.
Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang
diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memenyukan
masalahnya
2.
Perancangan
Menemikan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat
digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara
pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3.
Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.
Model Simon ada hubungannya dengan sisten informasi manajemen. Hubungan ini
diikhtisarkan untuk ketiga tahap model Simon.
6. Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan
memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : Pemahaman
dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering
hanya mengidentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat
mengidentifi8kasi masaklah dengan beberapa cara. Pertama, manager secra
sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan
atau perubahan dari yang noirmal.
Tahap 2 : Pengumpulan
dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan
masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama
kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
yang tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3 : Pegembangan
Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan
pertama yang feasibel sering menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian
yang terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah alternatif
memungkinkan manajer menolak kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat
dan membuat keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang
cukup baik, walaupun bukan esuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 4 : Evaluasi Alternatif-Alternatif.
Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mansger harus mengevaluasi
sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas
etiap alternatif.
Tahap 5 : Pemilihan
Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai
alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi
manager dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan .
Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat rencana untuk
mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam
penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko
dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping
itu, pada tahapimplementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur
laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah
baru muncul dalam pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk
menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-Hasil.
Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus
meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil yang diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar