Jumat, 22 November 2013

RESUME



MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
A.    SIM Dalam Menjalankan Fungsi Organisasi
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.

Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi  sistem informasi memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetetif organisasi. 

Peran sistem informasi manajemen untuk mencapai keunggulan strategis dapat dicontohkan pada suatu perusahaan yang mutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser web) sehingga memungkinkan berbagi informasi dengan para sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannnya. Basis data yang terstandarisasi dan dapat diakses melalui browser web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis.

            Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan sebuah organisasi bisnis. Strategi persaingan yang diterapkan oleh bisnis/industri mampu memberikan keunggulan organisasi, dengan memperhatikan faktor biaya, mutu dan kecepatan proses. Keunggulan kompetitif akan membawa organisasi pada kemampuan mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha. Strategi bisnis menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi dan strategi informasi. Perubahan pada salah satu strategi membutuhkan penyesuaian, agar tetap setimbang.

B.     SIM Bagi Peningkatan Kinerja Organisasi
Salah satu faktor yang dapat menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan adalah dengan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Namun SDM saja tidak cukup untuk terus bertahan dari terpaan persaingan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu untuk selalu melakukan peningkatan ataupun perbaikan sistem informasi dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan, sehinga perusahaan dapat terus bertahan dalam kondisi apapun. Kinerja karyawan tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan kepandaian diri pribadinya saja, tetapi yang juga perlu diperhatikanadalah penggunaan sistem informasi pada karyawan tersebut. Bagaimana data-data yang diterimanya diolah menjadi suatu informasi, apakah informasi tersebut sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, sehingga karyawan tersebut dapat bekerja dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal kepada perusahaan
Kinerja individu pegawai dalam suatu organisasi public akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan dan disepakati bersama oleh seluruh anggota organisasi yang bersangkutan. Banyak factor yang mempengaruhi kinerja organisasi, diantaranya penerapan sistem informasi manajemen yang diberlakukan pada
organisasi yang bersangkutan.Dalam penerapan sistem informasi manajemen yang diberlakukan dalam organisasi yang bersangkutan tersebut dapat digunakan alat bantu berupa program computer yang paling tepat untuk mempermudah penerapan sistem informasi.Bila penerapan sistem informasi manajemen pada organisasi public tepat, maka kinerja individu dan kinerja organisasi tinggi, sehingga kepercayaan masyarakat kepada setiap organisasi public tersebut akan meningkat dan secara keseluruhan meningkatkan kepercayaannya kepada pemerintah.


C.    SIM Bagi Efektivitas dan Efisiensi Organisasi
Banyak organisasi yang ingin membangun sistem Informasi Manajemennya sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya antara lain ialah: struktur organisasi keseluruhan yang kurang wajar, rencana organisasi keseluruhan yang belum memadai, personil sistem yang tidak memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Sistem Informasi Manajemen merupakan serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai  dengan            gaya     dan      sifat     manajer.
Beberapa point dalam Sistem Informasi Manajemen :
a.    Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sistem informasi dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari sub-sistem berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainya berperan ganda
b.    Sistem         Informasi         Manajemen      adalah  menyeluruh.
Sebuah Sistem Informasi Manajemen mencakup sistem informasi formal maupun informal baik yang manual maupun berkomputer. Komponen yang terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan elemen-elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen
c.    Sistem         Informasi         Manajemen      adalah  terkoordinasi.
Sistem Informasi Manajemen dikoordinasikan secara terpusat untuk menjamin bahwa data yang di proses dapat di operasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien
d.   Sistem         Informasi         Manajemen      terintegrasi      secara  rasional.
Sub-sistem dalam Sistem Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing saling berkaitaan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara sub-sistem tersebut
e.    Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data kedalam informasi. Apabila data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi.
f.     Sistem Informasi Manajemen meningkatkan produktivitas.
Sistem Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain: dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
g.    Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer Sistem Informasi Manajemen dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.



Pengelolaan sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam suatu perusahaan /pemerintahan. Aplikasi ini mencakup, sistem informasi sumber daya manusia / sistem informasi manajemen kepegawaian, sistem informasi keuangan, dan lain-lain.
Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis, integratif dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung fungsi operasi, pembuatan dan pengambilan keputusan serta melakukan pengawasan dan pengendalian atas kinerja perusahaan. Setiap organisasi membutuhkan informasi untuk membantu dalam mengelola tenaga kerja, material, energi, dan sumberdaya lain yang dimiliki. Informasi dan sistem informasi juga merupakan sumberdaya organisasi yang sangat berharga dan harus dikelola secara tepat untuk menunjang keberhasilan organisasi. Informasi akan memainkan peran penting, tergantung efektifitas penggunaan dan manajemen sumberdaya informasinya. Hal ini dikarenakan organisasi terus cenderung dihadapkan dengan perubahan-perubahan yang terus menerus terhadap ukuran, kompleksitas, dan cakupan dari operasinya. Sebagai contoh : suatu badan usaha senantiasa berkompetisi dengan kompetitornya dalam upaya memberikan produk dan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggannya yang sangat bervariasi di berbagai lokasi yang berbeda.
Badan usaha ini akan dapat menggunakan sistem informasi untuk menunjang efisiensi operasi usahanya dan efektifitas pengelolaan usahanya. Informasi ini harus akurat, tepat waktu dan disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akhirnya. Ia juga seharusnya dapat membantu organisasi dalam memperoleh keuntungan strategic dibandingkan para kompetitornya. Atas dasar itu, sistem informasi berperan penting dalam menunjang kesuksesan suatu organisasi saat ini.
D.    Kendala Penerapan SIM Pada Organisasi Pemerintah
Walaupun sudah lebih 20 tahun Sistem Informasi dikenal di Indonesia, implementasi di organisasi pemerintah (baik pusat maupun daerah) relatif masih rendah dibandingkan dengan sektor swasta .Hal tersebut disebabkan selain karena adanya hambatan di dalam birokrasi, yaitu mulai dari UU, kebijakan pusat dan daerah, sampai pada organisasi dan tata kerja yang tidak mudah untuk diubah atau disempurnakan, juga karena keterbatasan yang dimiliki pada organisasi pemerintah mendorong implementasi sistem informasi sesuai dengan batasan yang ada.
Berbeda dengan kondisi di kantor pemerintah, implementasi sistem informasi di sektor swasta tidak memiliki hambatan yang berarti, sehingga lebih mudah melakukan penyesuaian di dalam pemanfaatan sistem informasi. Bagi sektor swasta, sistem informasi serta business process reengineering dimanfaatkan untuk mencari solusi yang optimal di dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini, masih rendahnya implementasi sistem informasi pada organisasi pemerintah disebabkan antara lain karena:
1.   Belum adanya satuan kerja di suatu organisasi pemerintah yang secara struktural bertanggungjawab di dalam pembangunan dan pengembangan sistem informasi
2.      Keterbatasan di dalam penguasaan sistem informasi diatasi dengan suatu solusi yang “IT oriented” sehingga berakibat berkembangnya pulau-pulau sistem informasi;
3.      Rancangan sistem informasi berkembang secara parsial sesuai dengan kebutuhan masing-masing entitas organisasi pemerintahan (satuan kerja), sehingga sulit untuk diintegrasikan;
4.        Sistem informasi dilaksanakan secara mandiri di masing-masing satuan kerja tanpa adanya koordinasi sistem informasi antar satuan kerja, termasuk membangun informasi yang bukan menjadi tanggung jawab satuan kerja pembangun sistem;
5.    Data dan informasi yang dibuat dan berada di luar kewenangan/tupoksi suatu satuan kerja/lembaga tidak dapat dijamin keakuratan dan tanggungjawab kelayakannya, sehingga akan menjadi suatu area yang berisiko tertinggi;
6.             Belum terbangunnya budaya bekerja dengan suatu pola yang saling terintegrasi di lingkungan organisasi pemerintah;
7.             Keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia untuk pengelolaan sistem informasi.
Pelaksanaan sistem informasi pada organisasi pemerintah dapat diselenggarakan jika:
1.      Ada suatu proses kerterbukaan serta manajemen data dan informasi yang tertib serta terencana;
2.             Birokrasi tidak lagi menjadi suatu hambatan;
3.          Pembangunan sistem informasi dikembalikan pada tupoksi masing-masing organisasi satuan pemerintahan;
4.             Perlu dibuat suatu strategi dan kebijakan pendukung agar sistem informasi dapat diselaraskan dengan birokrasi yang ada di sektor swasta;
5.     Perlu peningkatan sumberdaya manusia; Perlu adanya change management di lingkungan organisasi pemerintahan

E.     Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi
Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan oleh suatu kelompok organisasi atau suatu perkumpulan formal untuk menyediakan informasi-informasi guna membantu manajer ataupun non manajer untuk mengambil keputusan. SIM berkaitan dengan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan pelaksanaan dan pengendalian.

F.     Permasalahan Sistem Informasi Manajemen Di indonesia
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Indonesia sangat cepat diterima oleh organisasi dengan skala besar. Namun demikian, para pengguna yang mencoba Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada tahap awal menyadari bahwa hambatan terbesar berasal dari para lapisan manajemen tingkat menengah sampai tingkat atas, dan bukan berasal dari manajemen tingkat bawah.
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) masih belum lancar dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan dan kendala. Permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan tersebut adalah sebagai berikut :

1.         Pemahaman para pemakai tentang komputer yang masih kurang
2.         Pemahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen yang masih minim
3.         Relatif mahalnya harga perangkat komputer
4.         Ambisius para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan manajer

Permasalahan yang menjadi penghambat dan kendala dalam perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM), menjadi tantangan tersendiri bagi para pengembang Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini. Setiap organisasi harus memahami betapa pentingnya manajemen informasi bagi perkembangan organisasi. Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar terhadap manajemen informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas kegiatan organisasi dan meningkatnya kemampuan komputer. Dengan tersedianya informasi yang berkualitas, tentunya juga mendorong manajer untuk meningkatkan kemampuan kompetitif (competitive advantage) organisasi yang dikelolanya.
Penyelesaian yang harus dilakukan oleh organisasi dalam menghadapi permasalahan dan kendala dari pengembangan Sistem informasi manajemen (SIM) adalah dengan memnberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi mengenai pentingnya Sistem informasi manajemen (SIM), memberikan pelatihan yang intensif kepada pengguna Sistem informasi manajemen (SIM), dan memberikan insentif kepada setiap anggota organisasi yang dapat memanfaatkan Sistem informasi manajemen (SIM) dengan lebih optimal.
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan peran yang penting di dalam organisasi. Sistem informasi sangat mempengaruhi secara langsung dalam pengambilan keputusan, membuat rencana, dan mengelola pegawai, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat. Untuk itu, tanggung jawab terhadap sistem informasi tidak dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil keputusan.

G.    Pengambilan keputusan berbasis SIM
1.    Pengertian  Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :

Ø  R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
Ø  Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Ø   Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Ø  P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

2.     Fase Pengambilan Keputusan
Ø  Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
Ø  Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan.
Ø Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik

3.     Teknik Pengambilan Keputusan
Ø Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
Ø Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan
Ø Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
Ø Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.

         4. Proses Pengambilan Keputusan
Ø   Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Ø  Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang tepat
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

                  5.    Konsep Pengambilan Keputusan di dalam Sistem Informasi Manajemen
Ø  Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen, pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting karena menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang. Pengambilan keputusan adalh suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Ada masalah yang midah diselaisaikan ada pula masalah yang sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model yang bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu :
1.      Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memenyukan masalahnya
2.      Perancangan
Menemikan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3.      Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Model Simon ada hubungannya dengan sisten informasi manajemen. Hubungan ini diikhtisarkan untuk ketiga tahap model Simon.

                6.      Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi masaklah dengan beberapa cara. Pertama, manager secra sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang noirmal.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3 : Pegembangan Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang feasibel sering menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan esuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 4 : Evaluasi Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas etiap alternatif.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan . Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada tahapimplementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-Hasil. Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan.

0 komentar:

Posting Komentar