DOSEN : Aldri Frinaldi, S. H.,
M. Hum
NIP : 19700212 199802 1 001
NIP : 19700212 199802 1 001
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan
dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap
yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja
meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan
sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik. Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak
ahli, diantaranya adalah :
Ø G. R. Terry : Mengemukakan bahwa
pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria
tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
Ø Claude S. Goerge, Jr :
Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer
berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Ø Horold dan Cyril ODonnell : Mereka
mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif
mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Ø P. Siagian : Pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta
dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
B.
Fase
Pengambilan Keputusan
Ø Aktivitas intelegensia
; Proses kreatif untuk
menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
Ø Aktifitas
desain ; Kegiatan yang mengemukakan
konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.Aktifitas desain
meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan.
Ø Aktifitas
pemilihan ; Memilih satu dari sekian
banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar
atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan
keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik
C.
Teknik
Pengambilan Keputusan
Ø Operational
Research/Riset Operasi ;
Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
Ø Linier
Programming ; Riset dengan rumus
matematis. Teori Pengambilan Keputusan
Ø Gaming War
Game ; Teori penentuan strategi.
Ø Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal
tidak normal.
D.
Proses
Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang tepat
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
Konsep Pengambilan Keputusan di Dalam Sistem Informasi Manajemen
Ø Kerangka
Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen, pengambilan
keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang
diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan
oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat
penting karena menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa
merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang.
Pengambilan keputusan adalh suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah
untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Ada masalah yang midah diselaisaikan ada pula masalah yang sulit,
tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model yang
bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan
yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu :
1. Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang
diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memenyukan
masalahnya.
2. Perancangan
Menemikan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat
digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan
cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.
Model Simon ada hubungannya dengan sisten informasi manajemen. Hubungan ini
diikhtisarkan untuk ketiga tahap model Simon yaitu :
Ø Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah
ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut.
Sistem informasi harus meneliti semua data dan menganjukan permintaan untuk
diuji mengenai situasi yang jelas menurut perhatian. Baik SIM maupun organisasi
harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas
agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat
ditangani.
Ø Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakasai
pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis alternatif.
Ø Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu
bentuk keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah
menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
F.
Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : Pemahaman
dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah
yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan
masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi masaklah
dengan beberapa cara. Pertama, manager secra sistematis menguji hubungan
sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang
noirmal.
Tahap 2 : Pengumpulan
dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan
masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama
kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
yang tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3 : Pegembangan
Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama
yang feasibel sering menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian yang
terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan
manajer menolak kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat
keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik,
walaupun bukan esuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 4 : Evaluasi
Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif,
mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi
untuk menilai efektifitas etiap alternatif.
Tahap 5 : Pemilihan
Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai
alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi
manager dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan .
Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat rencana untuk
mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam
penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko
dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping
itu, pada tahapimplementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur
laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah
baru muncul dalam pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk
menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-Hasil.
Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus
meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil yang diinginkan.
Ø Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih alternatif dalam model normative adalah pemaksimalan
(laba, kegunaan, nilai yang diharapkan dan sebagainya(. Tujuan ini apabila
dinyatakan dalam bentuk kwantitatif disebut fungsi objektif untuk suau
keputusan. Dalam model ekonomi klasik, manusia rasional dianggap memaksimakan
kegunaan. Kegunaan ini dirumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan
kesenangan atau menghindarkan kesusahan. Bagi suatu perusahaan, kegunaan
biasanya dipandang sebagai laba, tetapi hal ini dapat juga berupa penjualan,
bagi pasar, dan lai sebagainya.
Suatu pandangan alternative mengenai criteria untuk pengambilann keputusaan
adalah pemuasan. Pandangan ini berasal dari model perilaku deskriptif yang
menyatakan penyelidikan untuk mendapatkannya. Mereka tidak senuhnya rasional
atau cermat dalam penyelidikan aytau penelitiaannya. Mereka menyederhanakan
factor-faktor ayang harus dipertimbangkan.
Ø Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
Pada hakekatnya pembuatan keputusan dipandang sebagai suatu proses dalam
usaha mencari jalan keluar dari suatu masalah atau problem. Istilah proses
menyiratkan adanya suatu rangkaian atau tahap-ytahap yang teratur menuju suatu
tujuan yang telah ditetapkan , yaitu penyelesaian suatu persoalan. Tolak ukur
kuantitatif mengenai manfaat dan biaya bertujuan mempermudah perbandingan
antara keefektifan beraneka alternatif cara penggarapan dalam situasi
keputusan. Disini jelas nilai-nilai dan tingkat ukurannya dalam bentuk
angka-angka atau kuantitatif. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan
bertambah banyaknya batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud
dapat dirinci dan dijelaskan dibawah ini.
Ø Skala Nominal
Skala Nominal aadalah pengukuran dengan taraf yang peling rendah. Disini
suatu objek digolong-glongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Simbol-simbol atau angka-angka ini dipakai
untuk member identitas suatu kelompok tertentu. Misalkan plat nomor kendaraan
bermotor juga merupakan skala nominal karena nomor dan huruf pada kendaraan
tersebut menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan terdaftar. Pengambilan
keputusan dengan skala nominal agak sulit dilakukan karena skala ini tidak
memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah alterntif keputusan. Skala ini
hanya memperlihatkan perbedaan antargolongan.
Skala nominal digunakan untuk memilih hasil alternative yang hubungannya
paling dekat atau paling berarti bagi sasaran yang dituju atau memilih
alternative dengan biaya terendah bila terdaat alternative hasil yang relative
sama atau tidak berbeda nilainya dalam hubungannya dengan sasaran yang dituju.
1. Skala
Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang
menunjukan adanya suatu jenjang urutan prefensi yang dikaitkan pada suatu
tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan bahwa skala ordinal
adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mingkin tidak berbeda deangan
objek lainnya. Akan tetapi. Masing-masing objek tersebut tergabung dalam suatu
hubungan yang bertsifat yang satu lebih dari yang lainseperti lebih suka, lebih
tinggi, lebih besar dan lain sebagainya.
Untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam kasus ini biasanya setiap
kemungkinan hasil dari al;ternatif diberi score nilai sehubungan dengan jenjang
nilai atau keartiaannya terhadap sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.
2. Skala
Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai cirri-ciri skala ordinal,
yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang prefensi dalam skala tersebut
diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya. Pengukuran dengan skala interval
untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu hubungan yang linear
diantara komponen-komponen atau variabel-variabel yang diukur. Dalam suatu
perusahaan industri, hal ini biasanya menyangkut kombinasi pemakaian bahan baku
untuk membuat suatu barang atau produk.
3. Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang
mempunyai titik nol yang nyata. Dalam slkala ini perbandingan setiap titik pada
init pengukuran adalah bebas. Pada skala ini, perbandingan dari setiap titik
pada unit pengukuran biasanya banyak ditemui dalam ilmu alam fisika, yaitu
benda-benda atau simbol-simbol tertentu seperti =, >, Y=Kx. X/Y, dan
lain-lain.
Pengukuran dengan skala ratio untuk pembuatan keputusan paling mudah
dilakan karena langsung diketahu perbedaan dan perbandingan jenjang nilai dari
setiap hasil alternatif.
4. Skala
Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata dan dapat
dibandingkan secara langsung. Situasi atau kondisi keputusan yang terstuktur
secara sempurna biasanya banyak ditemukan dalam jenis keputusan yang bersifat
korekif, dengan skala pengukuran ratio aatau absolute karena dalam hai ini
setiap alternative yang akan dipilih jelas ukuran manfaat dan biayanya dalam
angka-angka yang mudah dibandingkan. Selanjutnya, situasi atau kondisi
keputusan yang tidak terstruktur banyak dijumpai dalam masalah-masalah yang
bersifat kreatif dengan skala pengukuran nominal, ordinal, dan interval.
Disadur dari: Sutabri, Tata.
2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta
1 komentar:
terima kasih....berbagi ilmunya semoga...selalu...bahagia dan sejahtera...amin
Posting Komentar